Seorang bapak berencana membeli seekor ayam yang kebetulan penjualnya seorang ibu.
Bapak: “Bu, ada ayam dari Madura nggak?”.
Ibu: (diambilnya ayam yang berwarna merah sambil bepikir ‘bapak ini ada-ada saja’) “Nih,
ayam Madura.”
Sambil menimbang berat ayam, si bapak menyodok pantat ayam tersebut dengan jarinya.
Bapak: “Ini ayam dari Malang bu, coba yang lainnya.”
Ibu: “Kalau yang ini?” (sambil menyodorkan ayam warna putih).
Si bapak menyodok lagi pantat ayam warna putih dengan jarinya sambil berkata: “Ini ayam dari
Bandung, Bu!”
Berkali-kali si bapak mengulang menyodok pantat ayam yang lainnya (hampir semua pantat ayam
disodok oleh bapak tersebut, tapi nggak ada yang cocok).
Ibu (sambil menggerutu): “Bapak ini mau beli ayam nggak?”
Bapak: “Benar Bu, tapi yang dari Madura. Coba itu yang warna Hitam.”
Ibu: (sambil menyodorkan ayam yang warna hitam) “Ini yang terakhir.”
Setelah menyodok pantat ayam hitam tersebut, si bapak berkata, “Ini baru ayam dari Madura.
Berapa harganya?”
Ibu (masih marah): “Rp.75.000,-!” (Padahal biasanya harganya cuma Rp.25.000/ekor).
Bapak (sambil menyerahkan uang Rp.100.000,-): “Bu, kalau jualan jangan suka marah. Nanti
nggak punya langganan lho…, eh… gomong-ngomong Ibu asal mana, Semarang ya?”
Ibu (masih marah): “Bukan… lihat aja sendiri…” (Sambil menyodorkan pantatnya).
Bapak: “Bu, ada ayam dari Madura nggak?”.
Ibu: (diambilnya ayam yang berwarna merah sambil bepikir ‘bapak ini ada-ada saja’) “Nih,
ayam Madura.”
Sambil menimbang berat ayam, si bapak menyodok pantat ayam tersebut dengan jarinya.
Bapak: “Ini ayam dari Malang bu, coba yang lainnya.”
Ibu: “Kalau yang ini?” (sambil menyodorkan ayam warna putih).
Si bapak menyodok lagi pantat ayam warna putih dengan jarinya sambil berkata: “Ini ayam dari
Bandung, Bu!”
Berkali-kali si bapak mengulang menyodok pantat ayam yang lainnya (hampir semua pantat ayam
disodok oleh bapak tersebut, tapi nggak ada yang cocok).
Ibu (sambil menggerutu): “Bapak ini mau beli ayam nggak?”
Bapak: “Benar Bu, tapi yang dari Madura. Coba itu yang warna Hitam.”
Ibu: (sambil menyodorkan ayam yang warna hitam) “Ini yang terakhir.”
Setelah menyodok pantat ayam hitam tersebut, si bapak berkata, “Ini baru ayam dari Madura.
Berapa harganya?”
Ibu (masih marah): “Rp.75.000,-!” (Padahal biasanya harganya cuma Rp.25.000/ekor).
Bapak (sambil menyerahkan uang Rp.100.000,-): “Bu, kalau jualan jangan suka marah. Nanti
nggak punya langganan lho…, eh… gomong-ngomong Ibu asal mana, Semarang ya?”
Ibu (masih marah): “Bukan… lihat aja sendiri…” (Sambil menyodorkan pantatnya).
Fri Oct 22, 2010 3:58 pm by Try budi
» Tatoo Dalam Buddhisme :?:
Fri Oct 22, 2010 3:23 pm by Try budi
» Apa bedanya Vihara dan Kelenteng
Fri Oct 22, 2010 3:07 pm by Try budi
» sate torpedo
Thu Dec 10, 2009 3:03 pm by felix nugroho
» toko mas jelita
Thu Dec 10, 2009 3:03 pm by felix nugroho
» tabrakan mengerikan
Thu Dec 10, 2009 3:02 pm by felix nugroho
» seperti mama
Thu Dec 10, 2009 3:02 pm by felix nugroho
» sedihnya jadi cowo
Thu Dec 10, 2009 3:01 pm by felix nugroho
» sayembara putri raja
Thu Dec 10, 2009 3:01 pm by felix nugroho