Mengapa berdana?

Kalau diperhatikan semua agama kayanya menekankan pentingnya berdana. Kalau menurut teman-teman gimana? Kenapa sih berdana itu menjadi penting. Banyak juga loh yang berdana jadi seperti 'sin laundering' atau mengharapkan imbalan surga, atau mungkin biar dapet karma baik. Tapi apakah benar cuma sekedar itu?

Yang gw tahu tentang berdana dari agama Buddha itu ialah dana merupakan salah satu bentuk paramita (kebajikan) yang dimiliki para Buddha dan Boddhisattva. Buddha memiliki 10 paramita, sedangkan Boddhisattva itu 6 yg dikenal sebagai Sad Paramita.

Dari semua bentuk paramita, dana berada di urutan pertama. Why? Karena dana merupakan bentuk kebajikan yang relatif paling mudah dilakukan dibandingkan bentuk paramita lainnya. Bandingkan saja dengan paramita terdekatnya dana, Sila. Menjaga sila (moralitas yang baik) itu lebih sulit dibandingkan melakukan dana.

Dana sendiri bisa berwujud materi, tenaga, pikiran, dll. Inti dari berdana ialah belajar melepaskan diri dari kemelekatan. Misalnya berdana materi untuk melepaskan kemelekatan dari materi, berdana tenaga untuk belajar melepaskan kemelekatan dari keegoan (mementingkan diri sendiri), berdana pikiran (sharing pengetahuan, dharma) untuk belajar melepakan kemelekatan dari kesombongan diri.

Kabar baiknya, kita semua punya ketiga wujud dana tersebut. Kita punya materi (uang, pakaian, gadget, makanan, dll), tenaga (jam kosong, kesehatan), dan pikiran (pengetahuan, ilmu). Jadi banyak sekali yang dapat kita danakan.

Sin laundering (hapus dosa dengan dana; jadi inget penjualan surat pengampunan dosa)? Lol, itu mah karena emang kemakan doktrin dasar agama mereka mengenai Sin. Sayangnya di agama Buddha kita ga mengenal Sin seperti dalam agama lain. Walaupun terjemahannya sama-sama "Dosa", tapi di agama Buddha dosa itu lebih mengarah ke "hatred/kebencian" di mana cinta kasih/metta/maitri kadarnya berkurang. So "Dosa" di agama Buddha ga ada sangkut pautnya sama kasus pasutri maling apel di taman Eden. Sutralah, itu urusan mereka. Kita ga usah ikut campur...

Back to Big B's teaching. Hasil yang bisa kita harapkan dari dana ialah HOKI. Kita memupuk hoki/keberuntungan dengan dana. Gw ada kasus di mana dulu gw pernah bantu teman gw melewati suatu masalah besar dan teman gw itu memberi gw imbalan 500rb atas jasa yang telah gw lakukan. Tapi setelah menerima imbalan itu, gw kembalikan lagi ke rekening dia secara diam-diam. Berat sih melepas itu 500rb waktu itu. Eh, tak disangka ga lama gw dapat kesempatan untuk investasi di bisnis keluarga. Dan dalam waktu 1 tahun, gw mendapatkan total keuntungan 10juta. Kalau bukan hoki, apa coba namanya? So, banyaklah berdana biar hoki.

Dan tips gw buat berdana, silakan berdana (kalau materi) dalam jumlah yang sudah membuat u mulai tidak merasa ikhlas. Karena dengan demikian, barulah u merasakan sulitnya melepas. Dan di situlah hoki u akan tercipta.

Ada sebuah cerita di mana seorang anak kecil sedang mengantri di kasir untuk membeli es krim. Ketika sampai pada gilirannya, dia bertanya pada penjaga kasir, "Berapa harga es krim ukuran besar?" dan sang kasir menjawab "5rb.". Sang anak lalu melihat ke dalam dompetnya dan menghitung uang yang ada di dompetnya. Kemudian anak itu kembali bertanya kepada penjaga kasir, "Kalau yang kecil berapa?", kasirnya menjawab "3rb.". Setelah berpikir sejenak, sang anak akhirnya memutuskan untuk membeli es krim ukuran kecil.

Pesanan pun diantarkan ke meja sang anak. Setelah selesai menghabiskan es krimnya, sang anak meninggalkan sejumlah uang di mejanya untuk pembayaran. Ketika penjaga kasir tadi yang melayani anak tersebut membereskan meja, dia menemukan 3 lembar uang ribuan, 3 koin 500an dan 5 koin 100an. Rupanya anak itu bukannya tidak mampu membeli es krim ukuran besar, tapi dia takut tidak dapat memberi tip yang layak kepada penjaga kasir jika seandainya tadi anak itu memesan es krim ukuran besar.

Selamat berdana...dan jangan lupa memberi tip yang layak atas servis yang Anda terima, kecuali kalau di bon udah ada service charge, hehe!

Wah cukup lengkap juga jawabannya
gw lupa pernah baca atau dengar dimana, ada 3 bagian penting dalam melatih ajaran Budha. Yaitu Dana, Sila, dan Meditasi. Nah dasar dari meditasi itu harus ditopang sama dana dan sila. Seperti yang udah dibilang sama William kalau berdana sebenarnya kita membantu diri kita sendiri untuk mulai melepaskan diri dari kemelekatan. Terus kalau sila lebih berhubungan dengan mengatasi tabiat buruk seperti amarah, dendam, benci, iri, dlsb. Nah setelah itu baru meditasi ke dalam diri akan mulai menghasilkan buahnya.
yah kalo gw sih merasakan banget kalo kemelekatan dalam gw kuat banget, terutama kemelekatan terhadap rasa makanan. memang perjalanan yang harus ditempuh masih panjang.

kenapa berdana? yah karena ada orang yang perlu didanakan... soalnya banyak orang yang masih sangat susah hidupnya, makan mungkin ga cukup atau kalaupun cukup mungkin kurang seimbang gizinya atau kurang bersih cara masak dan penyajiannya... itu cuman 1 contoh, qta ga pernah tau susahnya 1 orang sampai di mana kecuali qta ngerasain dan berada di posisi yang sama, mungkin salah 1 hal yang diharapkan ketika kita sendiri dalam posisi tidak baik tersebut adalah pertolongan dari orang lain (bukan masalah duit doang, bisa juga diskusi atau tukar pikiran dll...) jadi kalo emang temen" semua mempunyai kelebihan disuatu bidang banyak-banyaklah berdana... ga rugi dan ga nyesel kok...

anyway sejujurnya, gw ga gt suka berdana untuk vihara..
gw lebih suka berdana buat gepeng2 di pinggir jalan gt...
lebih kerasa aja pas dana nya...

klo di vihara kan, melalui tangan ke 3, n kesan nya tu jadi biasa2 aj..

Hmm....

So, berdana mempunyai makna yg sangat luas yach..

Pertanyaan gw selanjutnya, klo misalnya kita uda berdana tp ada sedikit regret apakah akan mempengaruhi "luck" atau karma baik yg akan di dapat???,, contoh real nich..

Seorang bernama M mengkoordinir acara sosial, dia melakukan semua tugas dengan semangat n tenaga yg dimilikinya guna menyukseskan acara pengobatan gratis ini..
Acara ini memiliki tujuan umum menyembuhkan penyakit-penyakit di kecamatan X, dan memiliki tujuan khusus sebagai wadah berdana bagi donatur2-yg ingin berdana.
Namun si M tidak menyangka bahwa acara ini menghabiskan tenaga n semangatnya dalam membantu orang, menginap di tempat yg tidak layak , di hari H tidak makan sama sekali , pulang lebih telat karena harus mengkoordinir obat .. Sehingga di pikiran M terlintas pemikiran "Tidak mau melakukan ini lagi.. ".



Jawaban Anda sekalian??

well, menurut gw seh tuh M seharusnya lebih bsa berpikir secara terbuka.. no gain no pain M..
pada hari2 tersebut M melakukan pengorbanan yg pd akhirnya akan berbuah manis, krn apa yg jadi tujuan awal kan udah tercapai.. walo mgkn pd saat baksos itu malah di luar perkiraan.. wajar aja toh? sesuatu itu kn ga mgkn berjalan semanis yg ada d pikiran kita..
* menginap d tempat yang kurang layak, yah kn ga cuma M yg ngerasain, tp sekitar 8 org lagi juga merasakan hal yg sama..
* gw bingung knp M ga meluangkan waktu sedikit ajah bwt makan? emg acara penting, tp kn kesehatan lebih penting, klo misalnya c M sakit pada hari H gmn tuh baksos? sedangkan yg mengkoordinir itu M..
* jgn jadikan pengalaman yg buruk itu trauma, tp jadikan sebagai cambuk d masa depan..harus lebih berlapang dada

- trus klo jawaban gw yg regret itu mempengaruhi karma baik itu sendiri atw ga, menurut gw seh klo lw udah melakukan karma baik, itu yah akan tetap seperti itu, jadi klo lw regret ga akan mengurangi itu karma baik. tp lw menambah karma buruk yang lain.
krn pada saat lw menyesal yg ada d pikiran lw itu kemungkinan besar yg keluar adalah pikiran buruk kan?
(temen2 yg laen tolong ralat kalo jawaban gw ini salah..)

Well, gw sependapat dengan jawaban Ce Juan. Umumnya orang akan bilang kalau ada regret, pahalanya berkurang. Tapi yang sebenarnya terjadi bukanlah demikian. Ada tambahan karma buruk yang kecil sehingga secara keseluruhan terlihat seperti berkurangnya pahala yang didapat.

Tapi tolong diingat bahwa besarnya 'pengurangan' pahala tersebut berbanding lurus dengan tingkat regret. Kl regretnya sebatas "Gw tidak mau melakukan ini lagi" berkurangnya tidak akan sesignifikan dengan regret yang "Seumur hidup jangan harap gw mau melakukan hal-hal sosial lagi kl ternyata yg gw dapet kaya gini."

Buat M, penyesalannya wajar. Kalau bisa jangan berlarut-larut menyesalnya. Kita bisa buat pengalaman pahit seperti ini jadi motivasi bagi kita dan teman-teman semua untuk dapat memperbaiki kinerja kepanitiaan kita di masa mendatang. Pengalaman pahit kita bisa dijadikan pelajaran bagi generasi penerus KMB agar jangan sampai melalaikan hal krusial seperti ini lagi pada kepanitiaan selanjutnya. Hal ini sudah disampaikan pada saat rapat evaluasi kemarin bersamaan dengan masukan2 lainnya.

@Ce Juan: dengan ini status Pandaka u gw cabut dan dikembalikan normal. Thanks atas masukannya buat tambahan ranking khusus. Gw udah bikin dan update infonya di Basic Rules.

Menanggapi respon Felix, cara kita berdana itu terserah kita. Yang penting kita merasa telah membantu dan merasakan kepuasan dari dana kita itu. Felix merasa puas kalau berdana langsung kepada orang yang membutuhkan (1st hand donation) daripada lewat lembaga karena dia lebih yakin bahwa dana dia tersalurkan. Kalau gw lebih condong lewat lembaga karena sifat kolektif dari dana lembaga yang bisa membuat sebuah bantuan menjadi signifikan bagi penerima. Masing-masing orang punya cara berdananya sendiri, yang penting kita enjoy saja. Tidak perlu terpengaruh tanggapan orang lain, misalnya berdana langsung ke pengemis belum tentu dapat memecahkan solusi kemiskinan pengemis itu. Atau berdana lewat lembaga belum tentu yakin akan tersalurkan dananya ke yang berhak, dll. Kalau kita tanggapi akan jadi serba salah dan akhirnya hanya akan menghalangi niat awal kita untuk berdana.

gw mw share dikit y..
tentang kasus gw pribadi...

waktu itu gw pernah dana sebesar 500.000
waktu dana si, gw ikhlas bgt...
tapii setelah gw cek saldo, n gw pikir2 lagi.
ternyata 500.000 itu besar sekali ya??
n akhirnya gw mulai menyesali dana gw itu...

trs tu, tiap x gw inget duit gw yang ilang, gw mulai menyesal, tapi gw terus coba mengingatkan diri gw sendiri "ini buat dana ke vihara, jadi ga perlu nyesel", tapi tetep aja tiap gw inget duit gw, gw nyesel lagi...

sekarang si, gw uda merelakan duit gw itu..
n itu gw anggep pengalaman berharga aj d buat gw...

"next time klo dana pikir2 dulu, n klo uda dana jangan penah nyesel..."

Selama ini g berdana fokusnya lebih untuk membantu orang yang lebih membutuhkan.. Jadi dananya gak selalu berupa uang..

Trus misalnya mau berdana ke org2 di pinggir jalan itu, kdg g suka mikir, mereka itu beneran ngemis ato ada "makelar"-nya lagi.. Tapi tiap g cerita ky gini sama ko2 g, dia selalu bialng, "lama-lama juga u bisa bedain mana yg beneran ngemis, mana yg ada makelarnya." Awalnya sih g heran dgn pernyataan ko2 g ini. tp lama2 berasa sendiri aja, kyny nih yg ini beneran, kyny yg ini bukan.. So, g lebih prefer berdana k lembaga khusus.. yg pasti lembaganya musti yg bs dipercaya..

trus g mo share dikit nih:
Di UKM g kan suka pergi ke Panti Asuhan utk membantu anak2 itu belajar pelajaran sekolah mereka.. jadi rutin tiap sebln sekali kita ke sana.. Di sana tuh kita akhirnya banyakan maennya daripada belajarnya.. krn anak2 itu kalo liat kita2 seneng bgt.. (FYI: anak2 itu kurang perhatian dan kurang kasih sayang, so pas liat kita dtg mereka ngerasa kita bisa kasi perhatian itu).. nah, yg ky gini termasuk berdana ga c.. krn tujuan utamanya kn membantu mereka dalam belajar.. bukan membantu memberikan perhatian dan kasih sayang ke mereka..

Gw bikin simpel dech,, berdana tuh intinya "membuat orang lain tersenyum dengan ikhlas" . . .

Lalu dengan membuat orang lain tersenyum ikhlas, Kita juga akan dibuat orang lain tersenyum dengan ikhlas . .

Lalu timbullah perasaan damai dalam diri kita . .

Rasa damai untuk survive di dunia ini . . .

Itu sich dari sudut pandang gw...

yup, setuju gw sama maput...
selama qt masih bisa dana n bisa bikin org laen ikut bahagia, why not??
hehe

mungkin ga kalo kita berdana, eh malah dana qta itu bikin org laen ga bahagia?
jgn kasi contoh yg aneh2 yah, kaya misalnya lw blg: "bisa ajah, kalo misalnya lw berdananya ganja.." swt itu mah..
kasi gw contoh yg masuk akal..

Dana yang kita berikan bisa saja tidak membahagiakan bagi orang yang kita beri. Oleh karena itu kita perlu bijaksana juga dalam berdana sehingga dana yang kita berikan memang benar-benar dibutuhkan oleh yang menerima.

Suhu dulu pernah memberikan cerita mengenai hal ini. Suatu ketika ada umat yang ingin memberikan dana ke suhu berupa durian bangkok kualitas terbaik. Nah, umat itu tanpa berpikir lebih dulu apakah suhu suka dengan durian, langsung aja nyosorin durian ke suhu satu peti dan mengajak suhu makan langsung duriannya. Padahal suhu ga suka durian..tahu dong sengaranya menerima dana seperti itu?

Nah, hal serupa pernah terjadi di baksos kemarin. Temen-temen yang ikut baksos tahu donk kalau target peserta tidak tercapai. Tahu penyebabnya? Ternyata di tempat lain juga ada baksos dalam waktu bersamaan, cuma bukan baksos pengobatan, melainkan baksos pemberian uang tunai 5rb per kepala. Nah, kalau dipikir-pikir kenapa mereka lebih rela pergi ke baksos uang tunai yang notabene nilainya lebih kecil daripada apa yang akan mereka dapat kalau seandainya ke baksos kita? Karena mereka merasa bahwa uang tunai lebih dibutuhkan oleh mereka dibandingkan pengobatan..jadi di sini kita kurang dapat menangkap kebutuhan masyarakat.

Kalau saja seandainya kita mengadakan baksos pembagian paket sembako waktu itu, mungkin sekali target peserta kita akan membludak. Begitulah kira-kira.

bener juga seh.. kalo qta berdana n ternyata dananya kurang tepat yah ga bisa jadi hal yg membahagiakan bwt yg d berikan dana..

berdana itu musti bijaksana dan tulus..

Metta sependapat sama haryadi..
Menurut metta berdana yg baik adl berdana yg diiringi dengan kebijaksanaan.
Kedermawanan yg dihubungkan dengan kebijaksanaan sebelum, selama, dan sesudah berdana merupakan jenis berdana tertinggi.

Tiga cth tindakan berdana yg bijaksana :
1. Berdana dgn pemahaman yg jelas bahwa menurut hukum karma tentang sebab-akibat, tindakan kedermawanan akan memberi hasil-hasil yg b'manfaat d masa depan
2. Berdana dgn kesadaran bahwa yg didanakan, si penerima, dan si pemberi semuanya tidak kekal
3. Berdana dengan tujuan meningkatkan usaha agar mjd t'cerahkan.

Karena tindakan berdana membutuhkan waktu, 1 tindakan b'dana dpt mengandung salah satu dari 3 jenis pemahaman ini pada setiap tahap di dlm proses berdana.


Motivasi Berdana
Kitab Anguttara Nikaya (A. iv, 236) memerinci 8 motif berikut ini :
1. Asajja danam deti : Orang memberi dgn kejengkelan, atau sbg cara untuk menyinggung si penerima, atau dengan ide menghina dia

2. Bhaya danam deti : rasa takut jg dpt memotivasi seseorang untuk berdana

3. Adasi me ti danam deti : orang berdana sbg balasan thdp kebaikan yg dilakukan kpd dirinya d masa lalu

4. Dassati me ti danam deti : orang jg mungkin berdana dgn harapan dirinya mendapatkan bantuan serupa di masa mendatang

5. Sadhu danan ti danam deti : orang berdana karena perbuatan berdana dianggap baik

6. Aham pacami, ime ne pacanti, na arahami pacanto apacantanam adatun ti danam deti : " aku memasak sedangkan mereka tidak. tidaklah pantas bila aku yang memasak tidak memberi mereka yang tidak memasak" Beberapa orang berdana dengan dorongan motif-motif altruistik semacam ini

7. Imam me danam dadato kalyano kittisaddo abbuggacchati ti danam deti : beberapa orang memberikan dana untuk mendapatkan reputasi yg baik.

8. Cittalankara-cittaparikkharattham danam deti : ada orang yg memberikan dana untuk menghiasi dan memperindah pikiran.


"Sabbadanam Dhammadanam Jinati"
Persembahan Dhamma melebihi persembahan apapun jua

Semoga tmn2, berdana dengan penuh keikhlasan n kebijaksanaan ya..

Metta Rosmawati wrote:Tiga cth tindakan berdana yg bijaksana :
1. Berdana dgn pemahaman yg jelas bahwa menurut hukum karma tentang sebab-akibat, tindakan kedermawanan akan memberi hasil-hasil yg b'manfaat d masa depan
2. Berdana dgn kesadaran bahwa yg didanakan, si penerima, dan si pemberi semuanya tidak kekal
3. Berdana dengan tujuan meningkatkan usaha agar mjd t'cerahkan.

btw penjelasan u tentang berdana kayanya ribet bgt ya...
menrut gw, dana itu intinya untuk menambah karma baik u aja si...

@ ko felix : masa sih ribet.. ga ahh, intinya dana itu harus ikhlas dan bijaksana

Temen2 tw ga sih...
Waktu dharmaclass bareng anak pramudita minggu lalu, Bikkhu Boddhi ngejelasin klo berdana yg paling sulit dilakukan itu adalah berdana organ tubuh.
Ada yg udah pernah berdana organ tubuh ga? share2 donk..!

oh ya teman2 perlu diingat juga klo dana itu bukan berarti dana berupa uang saja yah
ada dana tenaga, dana dhamma juga...
nah gw liat banyak diantara kalian yang udah melakukan dana dhamma disini
ngebagi ajaran dhamma melalui forum ini
membuat kita yang tak tahu menjadi tahu...
thx yah...

Pada awalnya orang berdana bertujuan untuk mendapatkan karma baik..
namun sbnrnya bukan ini tujuan dari berdana
hal ini bisa digunakan dalam praktek awal saja
Tujuan utama adalah mengurangi kemelekatan dan keserakahan

So, bila sedang berdana ada baiknya teman2 sambil berkeinginan dalam hati
'smoga aku dapat melenyapkan kemelekatan ini'
'smoga keserakahan dalam diriku perlahan lahan sirna'

So, berdanalah dalam jumlah yang besar hehehehehehe
Berikanlah barang2 yang kau sukai kepada orang lain hehehehhe

sebenerny yang namanya berdana itu lebih baik tidak direncanakan.

seperti kita berdana dharma di sini.

btw ada yg nyebut2 dana organ yah?
sempaet ada seminarnya lho di plaza central
tapi sayang gw gak ikutan
intinya dalam Buddhis dianjurkan skali untuk berdana organ
Yah tentunya dana itu dilakukan setelah kita meninggal
Bhante juga pada mendaftarkan diri
Jadi yang bersedia dipersilahkan mengisi formulir
Nah apakah kalian sudah siap?
hehehehe

donor darah itu juga termasuk dana organ kan?

kata cici gw yg ikud seminar apa gitu... ttg donor organ gitu(di vihara mana lupa) katanya donor darah juga termasuk donor organ tetapi yg paling ringan... yg bisa dilakukan hampir semua orang