Sudah siapkah kita....?? :)

Salam dalam dharma
_/\_ Nammo Buddhaya


Udah lama nih metta ga diskusi ttg dharma,

Yukkk kita diskusi bareng...
Semoga dgn kita berdiskusi, semakin menambah pengetahuan kita
ttg dharma apalagi bs dipraktekin di kehidupan kita sehari-hari




Teman2, kita mungkin bertanya :
1. Umur berapa kita akan meninggal ?
2. Apakah benar orang yg mendekati kematian akan merasakan adanya tanda2 kematian ?
3. Bagaimana ya cara mempersiapkan diri menghadapi kematian ?


Jujur, metta belom siap menghadapi kematian.
coz rasa nya masih banyak yg blom dilakukan
# Masih ingin membahagiakan keluarga ( khususnya orang tua )
# Masih ingin melakukan banyak kebaikan
# Belom bisa menjadi buddhis yg baik
# dll.

Bagaimana dengan tmn2 ??

Semoga kita semua sudah siap ya bila kematian itu datang...

Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta

Infinite in mystery is the gift of the goddess,
We seek it thus and take it to the sky.
Ripples form on the water surface,
the wanderer's soul knows no rest.

Kematian merupakan hal yang pasti terjadi, namun kita tidak akan pernah tahu kapan dan bagaimana hal tersebut akan terjadi. Seandainya kita berusaha mencari tahu jawabannya pun, pada akhirnya kita akan menemukan bahwa semua usaha kita hanya membawa ke lebih banyak pertanyaan lagi. Bagaikan setetes air yg jatuh ke tengah danau yang tenang, gelombang yg ditimbulkannya hanya akan menyebar dan pada akhirnya, hilang.

Ada satu karya Shakespeare yang dikutip di film "Mr Magorium's Magic Empire" pada akhir tahun 2006 lalu:


On 30th Dec 2007 I went to theatre with my friends. We watched Mr. Magorium’s Wonder/Magic Empire. There’s a scene which attracted me. It sounded more or less like this:

“do you know how Shakespeare put an end to the character he wrote in the last chapter of his book? He wrote ‘he dies.’ that’s all. So simple, no additional clause or beautiful phrase, just ‘he dies.’ It took a genious like Shakespeare to write the simple sentence ‘he dies.’ but what important is not that sentence he wrote, but all the sentences prior to it that matter.”

The scene reminds me that somehow our journey must end. When it ends, simply end it. But before we end it, make sure we have made a story. A story worth told and ended by ‘he/she dies.’

GW BELOM SIAP MATEE
COZ BELOM KAWIN NE...
MASIH PERJAKA TING TING GW... HAHAHAHA

tapi seriously, wlpn gw uda merid, tar gw pasti minta lg
blm punya anak ne
trs mw liat anak jadi orang sukses dl
trs mw gendong cucu, cicit, dst..

jadi menurut gw si, manusia tu ga bakal penah siap tuk mate..
kcl mungkin yang uda sekarat ya, trs dy ud siap2 tu "pegi", tapi tetep aj, bukan berarti dy siap, cm karena terpaksa aja..

so, klo gw si, selagi masih idup, nimatin la idup u ne.. jangan mikirin mate2 dl d...
(mgkn bener kata wil x ya, kl gw hedonis.. hehe)

tanda2 kematian seperti melihat wujud2 yang tidak ada.

keluarga g yang menjelag mati katanya mereka melihat keramaian di sekitarnya, padahal sepi.

bagaimana cara mempersiapkan kematian yaitu dengan jangan berpikir mati sekarang.

Klo menurut gw, cara mempersiapkan kematian dengan berpikir klo kt pasti mati "nga bisa kita rubah" , yg bisa kita pilih cuma cara kita mengakhiri hidup kita apakah dengan kebaikan atau dengan kejahatan.
Biasanya orang yang dalam hidupnya mengisi dengan kebajikan pasti dia bisa menghadapi dengan ketenangan, biasanya latihan ketenangan itu didapat dari meditasi coz klo kita nga biasa ngadapin sesuatu dengan tenang kita pasti bakal takut banget pas kematian tiba. Coz katanya kesakitan menjelang kematian itu bener2 sakit banget walaupun ada orang yang bilang dia matinya enak nga rasa sakit, gw pikir itu cuma tergantung lamanya u rasain sakit saat kematian. Menurut suatu Sutta, klo kt dah mo mati, kita harus pikirin tentang kebajikan yang telah kita lakukan karena itu akan membawa kt ke kelahiran yang baik.

wah charity bijaksana sekali...
hasil latihan meditasi bersama maris ya? hehe

charity wrote:Menurut suatu Sutta, klo kt dah mo mati, kita harus pikirin tentang kebajikan yang telah kita lakukan karena itu akan membawa kt ke kelahiran yang baik.

gw penah denger ne..
cm kan walaupun qt pikir yang baik, n tyt bener qt lahir di alam bahagia. tp kl karma ny ga mencukupi, dy akan langsung meninggal n lahir di alam yg sesuai dengan karma nya.

n menurut gw ne, kematian itu mengerikan soalnya qt ga tw, what awaits us after we die...

hahaha, nga lagi....
waktu itu, gw pernah denger ceramah tentang kematian secara mendalam, jadi gw masi inget, hahaha
Emank kata lo bener, klo karmanya nga mencukupi, kita nga bisa juga lama2 di alam berbahagia, n klo mank karma buruk kt dah waktunya berbuah, kt bisa saja lahir kembali di alam menderita.
Semua BACK TO Kamma lagi, hohohoho
Takud nga takud juga musti ngadepin, jadi biar lo nga takud karma apa yang bakal nunggu lo, ya u kudu buat banyak kebajikan,

Thx yaa...

gw dpt sedikit pencerahan...