Seorang pria datang menjumpai dokter. "Dokter, saya menghadapi masalah. Salah satu
dari 'telur' saya biru warnanya."
Dokter memeriksa 'telur' tersebut lalu tiba pada kesimpulan bahwa 'telur' itu sebaiknya
diambil, sebab kalau tidak pria itu bisa mati. "Dokter, gila apa?" teriak pria itu.
"Tega benar dokter mengambil keputusan yang demikian."
"Anda masih mau hidup bukan?" tanya dokter. Dan terpaksalah pria itu merelakan salah satu
dari 'telurnya' diambil. Tapi dua minggu kemudian ia datang lagi menjumpai dokter.
"Dokter, bagaimana sih ini? 'Telur' saya yang satunya lagi pun telah berwarna biru pula."
Kembali dokter mengatakan bahwa jika ia masih ingin hidup, maka ia harus merelakan
'telurnya' diambil. Dan kembali lagi pria itu menolak. "Anda masih mau hidup bukan?"
tanya dokter. Dan terpaksalah pria itu merelakan 'telurnya' yang kedua diambil.
Tapi dua minggu kemudian ia datang lagi menjumpai dokter. "Rasanya ada yang tidak beres,
kini 'adik' saya pula yang menjadi biru."
Setelah memeriksa pasiennya, dokter menyampaikan kabar buruk. Jika ingin tetap hidup maka
'adiknya' terpaksa harus diambil. Kembali pria itu meradang. "Anda masih mau hidup bukan?!'
tanya dokter. "Ya. Tapi bagaimana nanti kalau saya mau pipis?" "Hmm, saya akan memasang
pipa plastik. Tidak ada masalah."
Begitulah, sang 'adik' tersebut pun terpaksa diambil. Dan beberapa hari setelah dioperasi,
lelaki malang itu kembali datang menjumpai dokternya. "Dokter, pipa plastik itu pun kini
berwarna biru...."
"Hah?! Apa sih yang terjadi?" Dokter memeriksa lebih seksama, dan tak lama kemudian
terdengar ia berseru, "Oalah, ternyata celana jeans anda luntur...."
dari 'telur' saya biru warnanya."
Dokter memeriksa 'telur' tersebut lalu tiba pada kesimpulan bahwa 'telur' itu sebaiknya
diambil, sebab kalau tidak pria itu bisa mati. "Dokter, gila apa?" teriak pria itu.
"Tega benar dokter mengambil keputusan yang demikian."
"Anda masih mau hidup bukan?" tanya dokter. Dan terpaksalah pria itu merelakan salah satu
dari 'telurnya' diambil. Tapi dua minggu kemudian ia datang lagi menjumpai dokter.
"Dokter, bagaimana sih ini? 'Telur' saya yang satunya lagi pun telah berwarna biru pula."
Kembali dokter mengatakan bahwa jika ia masih ingin hidup, maka ia harus merelakan
'telurnya' diambil. Dan kembali lagi pria itu menolak. "Anda masih mau hidup bukan?"
tanya dokter. Dan terpaksalah pria itu merelakan 'telurnya' yang kedua diambil.
Tapi dua minggu kemudian ia datang lagi menjumpai dokter. "Rasanya ada yang tidak beres,
kini 'adik' saya pula yang menjadi biru."
Setelah memeriksa pasiennya, dokter menyampaikan kabar buruk. Jika ingin tetap hidup maka
'adiknya' terpaksa harus diambil. Kembali pria itu meradang. "Anda masih mau hidup bukan?!'
tanya dokter. "Ya. Tapi bagaimana nanti kalau saya mau pipis?" "Hmm, saya akan memasang
pipa plastik. Tidak ada masalah."
Begitulah, sang 'adik' tersebut pun terpaksa diambil. Dan beberapa hari setelah dioperasi,
lelaki malang itu kembali datang menjumpai dokternya. "Dokter, pipa plastik itu pun kini
berwarna biru...."
"Hah?! Apa sih yang terjadi?" Dokter memeriksa lebih seksama, dan tak lama kemudian
terdengar ia berseru, "Oalah, ternyata celana jeans anda luntur...."
Fri Oct 22, 2010 3:58 pm by Try budi
» Tatoo Dalam Buddhisme :?:
Fri Oct 22, 2010 3:23 pm by Try budi
» Apa bedanya Vihara dan Kelenteng
Fri Oct 22, 2010 3:07 pm by Try budi
» sate torpedo
Thu Dec 10, 2009 3:03 pm by felix nugroho
» toko mas jelita
Thu Dec 10, 2009 3:03 pm by felix nugroho
» tabrakan mengerikan
Thu Dec 10, 2009 3:02 pm by felix nugroho
» seperti mama
Thu Dec 10, 2009 3:02 pm by felix nugroho
» sedihnya jadi cowo
Thu Dec 10, 2009 3:01 pm by felix nugroho
» sayembara putri raja
Thu Dec 10, 2009 3:01 pm by felix nugroho