Cinta sejati benar-benar berbeda dengan 'cinta egois' yang penuh dengan nafsu untuk memiliki seperti yang biasa kita pikirkan. cinta sejati muncul dari pikiran yang terbuka, diliputi kasih sayang, bijaksana, tanpa aku, penuh toleransi dan tidak melekat.
memiliki cinta sejati sepanjang hidup kita
"Mempraktekkan Dharma berarti menumbuhkan perhatian kita kepada semua mahluk. singkatnya, kita mencoba mencitai semua orang"
Arti dari "kebebasan bagi semua kehidupan" adalah memenuhi diri dengan kasih sayang kepada semua mahluk sebagai ibu kita, bertekad menyelamatkan mereka. Inilah kasih sayang, sekaligus inti ajaran Buddha.
Cinta sejati bukanlah cinta yang timbul karena emosi, fisik, nafsu, posesif dan pembatasan yang mengakibatkan ketakutan dan penderitaan. Secara sederhana cinta sejati adalah pikiran pramakarsa. Peduli dengan semua mahluk, yang disebut "boddhicitta".
Kebijaksanaan Buddha berarti menggali kekuatan sejati dalam kehidupan cinta kita, kekuatan cinta, peduli dan melayani semua mahluk. C inta sejati termasuk juga rasa memaafkan, memaklumi, tidak pernah membenci atau acuh. Kita semua, umat awam memiliki hubungan suami istri, orang tua dan anak, kita harus menumbuhkan cinta sejati lewat hubungan itu, karena kita juga terikat pada cinta sejati.
Hal yang utama dalam Buddhisme, merubah cinta pribadi menjadi cinta yang agung, mengembangkan cinta yang terbatas menjadi tanpa batas, cinta yang luas. Singkatnya kita harus memberitahukan orang yang kita cintai "saya mencoba mencintai semua manusia. Semua mahluk yang tinggal bersama kamu, karena saya bisa mencintai kamu, saya yakin saya juga mempunyai kemampuan untuk mencintai semua orang. semua mahluk di dunia ini. Ini tujuan perkembangan cinta, pesan cinta"
Dalam kehidupan sehari-hari, dengan menghargai, kita akan menghargai apa yang kita miliki dan mengerti bahwa pengertian adalah dasar bagi cinta; mengerti adalah menyadari; sadar kalau rumah kita melindungi kita dari hujan, ibu atau istri memasak untuk kita, suami bekerja, anak-anak membuat kita mengerti kebahagiaan menjadi seorang ayah, atasan bagi karyawan kita. Begitu banyak hal ada di dunia, semua mahluk yang berbentuk bahkan yang tidak berbentuk, gedung-gedung. gunung-gunung, sungai-sungai, semuanya harus kita hargai.
Cinta sejati terdapat unsur tanggung jawab. Tanggung jawab muncul dari sikap menerima. Kesalahan orang lain berarti kesalahan kita juga. Buddha Sakyamuni merasa bertanggung jawab kepada semua mahluk. Setiap orang adalah mahluk yang paling dikasihi didalam hatiNya. Bagaimana mengekspresikan perasaan itu? Terimalah semua orang apa adanya, bukan kebaikan atau keburukan, coba bantu mereka untuk terbebas dari penderitaan dan mendapatkan kebahagiaan sejati. Ini adalah tanggung jawab yang paling penting, sehingga kita harus menumbuhkan tanggung jawab untuk peduli kepada semua mahluk secara adil.
Kita berdana untuk menolong orang miskin, menghadiri ceramah Dharma dan melimpahkan jasa-jasa baik kita kepada semua mahluk yang menderita di alam Dharma, ini adalah kebahagiaan yang didapat dari memberi. Bukan kebahagiaan yang sebenarnya jika kita menginginkan balasan. Tanpa kebahagiaan sejati, mustahil kita mampu merawat bibit kasih sayang. Pikiran yang suci dan bersih adalah akar bagi semua kebajikan dan perbuatan baik.
memiliki cinta sejati sepanjang hidup kita
"Mempraktekkan Dharma berarti menumbuhkan perhatian kita kepada semua mahluk. singkatnya, kita mencoba mencitai semua orang"
Arti dari "kebebasan bagi semua kehidupan" adalah memenuhi diri dengan kasih sayang kepada semua mahluk sebagai ibu kita, bertekad menyelamatkan mereka. Inilah kasih sayang, sekaligus inti ajaran Buddha.
Cinta sejati bukanlah cinta yang timbul karena emosi, fisik, nafsu, posesif dan pembatasan yang mengakibatkan ketakutan dan penderitaan. Secara sederhana cinta sejati adalah pikiran pramakarsa. Peduli dengan semua mahluk, yang disebut "boddhicitta".
Kebijaksanaan Buddha berarti menggali kekuatan sejati dalam kehidupan cinta kita, kekuatan cinta, peduli dan melayani semua mahluk. C inta sejati termasuk juga rasa memaafkan, memaklumi, tidak pernah membenci atau acuh. Kita semua, umat awam memiliki hubungan suami istri, orang tua dan anak, kita harus menumbuhkan cinta sejati lewat hubungan itu, karena kita juga terikat pada cinta sejati.
Hal yang utama dalam Buddhisme, merubah cinta pribadi menjadi cinta yang agung, mengembangkan cinta yang terbatas menjadi tanpa batas, cinta yang luas. Singkatnya kita harus memberitahukan orang yang kita cintai "saya mencoba mencintai semua manusia. Semua mahluk yang tinggal bersama kamu, karena saya bisa mencintai kamu, saya yakin saya juga mempunyai kemampuan untuk mencintai semua orang. semua mahluk di dunia ini. Ini tujuan perkembangan cinta, pesan cinta"
Dalam kehidupan sehari-hari, dengan menghargai, kita akan menghargai apa yang kita miliki dan mengerti bahwa pengertian adalah dasar bagi cinta; mengerti adalah menyadari; sadar kalau rumah kita melindungi kita dari hujan, ibu atau istri memasak untuk kita, suami bekerja, anak-anak membuat kita mengerti kebahagiaan menjadi seorang ayah, atasan bagi karyawan kita. Begitu banyak hal ada di dunia, semua mahluk yang berbentuk bahkan yang tidak berbentuk, gedung-gedung. gunung-gunung, sungai-sungai, semuanya harus kita hargai.
Cinta sejati terdapat unsur tanggung jawab. Tanggung jawab muncul dari sikap menerima. Kesalahan orang lain berarti kesalahan kita juga. Buddha Sakyamuni merasa bertanggung jawab kepada semua mahluk. Setiap orang adalah mahluk yang paling dikasihi didalam hatiNya. Bagaimana mengekspresikan perasaan itu? Terimalah semua orang apa adanya, bukan kebaikan atau keburukan, coba bantu mereka untuk terbebas dari penderitaan dan mendapatkan kebahagiaan sejati. Ini adalah tanggung jawab yang paling penting, sehingga kita harus menumbuhkan tanggung jawab untuk peduli kepada semua mahluk secara adil.
Kita berdana untuk menolong orang miskin, menghadiri ceramah Dharma dan melimpahkan jasa-jasa baik kita kepada semua mahluk yang menderita di alam Dharma, ini adalah kebahagiaan yang didapat dari memberi. Bukan kebahagiaan yang sebenarnya jika kita menginginkan balasan. Tanpa kebahagiaan sejati, mustahil kita mampu merawat bibit kasih sayang. Pikiran yang suci dan bersih adalah akar bagi semua kebajikan dan perbuatan baik.
Fri Oct 22, 2010 3:58 pm by Try budi
» Tatoo Dalam Buddhisme :?:
Fri Oct 22, 2010 3:23 pm by Try budi
» Apa bedanya Vihara dan Kelenteng
Fri Oct 22, 2010 3:07 pm by Try budi
» sate torpedo
Thu Dec 10, 2009 3:03 pm by felix nugroho
» toko mas jelita
Thu Dec 10, 2009 3:03 pm by felix nugroho
» tabrakan mengerikan
Thu Dec 10, 2009 3:02 pm by felix nugroho
» seperti mama
Thu Dec 10, 2009 3:02 pm by felix nugroho
» sedihnya jadi cowo
Thu Dec 10, 2009 3:01 pm by felix nugroho
» sayembara putri raja
Thu Dec 10, 2009 3:01 pm by felix nugroho